tulisan semi-curhat ini saya dedikasikan untuk teman-teman FM (bukan Fadhilatul Muharram :mrgreen:) yakni kependekan dari FOCUS MANAGEMENT, calon perusahaan besar dari angkatan 2004 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (aamin). disamping ini saya pampang gambar mereka ah, lumayan, biar kerennya kelihatan (yang gambarnya gak ikut dipampang, jangan marah ya π )
***
Minggu (28/3) menjadi hari pertama saya mengikuti acara lapangan yang diadakan FM. sebab sebelum-sebelumnya saya hanya mengikuti rapat-rapatnya saja di kampus, itupun jarang. saya lebih sering terlihat hadir dan kumpul bersama di hari pernikahan salah satu dari teman kami.
di hari itu, seperti biasa kami mengadakan acara bazaar murah, pengajian, dan kegiatan sosial lainnya seperti pemeriksaan kesehatan gratis bagi masyarakat. saya ditempatkan di bagian bazaar SEMBAKO, awalnya sih bagian pembagian barang namun karena suatu hal jadilah saya mendapat tugas mengawasi keuangan. wow! ini benar-benar pertama kalinya saya mengurus uang hasil jualan. sebab biasanya saya selalu menjadi divisi humas dan dokumentasi di setiap kesempatan di organisasi kampus manapun yang saya ikuti. hmm, tugas baru pastinya menjadi pengalaman yang menyenangkan.
tepat adzan Zhuhur berkumandang atau tepat selesainya pengajian di masjid, ibu-ibu sudah mengerubungi tempat kami sambil membawa kupon sembakonya. awalnya saya rileks melayani mereka yang datang karena hanya satu dan dua orang. namun beberapa menit kemudian meja kami menjadi penuh. semua ibu minta dilayani dengan cepat dan meng-klaim dirinya sebagai pembeli pertama. berkali-kali saya mengusap wajah. pertama, karena saya kurang suka kondisi crowded; kedua, karena saya benci banyak yang berteriak di hadapan saya; dan yang paling penting ketiga, karena di hadapan saya banyak orang yang tidak sadar diri tentang kewajiban antri dan tertib!
saya mencoba memberitahu kepada mereka yang datang, agar sabar dan mohon untuk tertib. namun, entah mengapa, suasana malah makin crowded. makin banyak ibu yang datang dari arah depan, samping dan belakang kami. [intermezzo: coba lihat gambar disamping, saya benar-benar terlihat pusing dan sibuk menghitung harga dan memegang uang. fully dizzy.] ya ampun, inikah kondisi ketertiban bangsa kita? saya semakin frustasi. dan saking frustasinya, akhirnya saya berbicara dalam bahasa inggris kepada dua petugas bazaar SEMBAKO disamping saya, βHey, I think they should queue up. They should make a line there!β. orang-orang yang mendengar ucapan saya mengernyitkan dahi. hmm, ibu-ibu, tidak sadarkah kalian jika saya sedang kesal waktu itu?
kenapa ya banyak sekali orang yang tidak tertib di negeri kita ini? saya merasakan banyak kekacauan. berkali-kali saya menjadi saksi hal-hal kecil yang tidak tertib di negeri ini. ya, mungkin agak sedikit rumit jika harus tertib, tapi cobalah memahami jika hal ini akan menghasilkan kemudahan di akhir nantinya? banyak yang bilang ketertiban menyebabkan birokrasi yang rumitnya luar biasa. hey-hey, sebenarnya birokrasi tidak rumit. yang membuat rumit adalah mereka yang menunda-nunda pelaksanaan ketertiban. cuma itu kok. soal penundaan pelaksanaan ketertiban, mungkin bisa dibahas meluas lain kali. atau mungkin bisa dijadikan bahan skripsi? ada yang mau?
akhirnya, pelaksanaan acara berakhir. dan itu artinya berakhir juga bazaar SEMBAKO kami. saya bersama teman-teman petugas bazaar ditambah beberapa teman FM, termasuk ketua FM sendiri ikut merapikan keuangan akhir. sempat terjadi keributan kecil dan saya sempat menjadi tertuduh karena kurang bisa mengawasi keuangan. tuh kan, akibat tidak tertib pada pelaksaan bazaar tadi membuat perhitungan akhir keuangan menjadi tidak mudah. meski akhirnya diketahui masalah keuangan kita waktu itu ada pada salah hitung, dan bukan karena masalah administrasi dan ketertiban. tapi tetap saja yang namanya tidak tertib itu menyusahkan. setuju?
pelaksanaan perhitungan keuangan hampir selesai. namun kami masih saja berkutat dengan angka. sebentar kemudian saya mendengar celetukan dari salah satu teman FM, βHmm, pantesan. yang ngitung anak sastra, bukannya anak akuntansi.β saya yang merasa disebut-sebut dalam omongan teman itu, langsung melirik sambil menahan senyum pura-pura galak. waah bro, lain kali awas. tak bales ledekannya.
pertamaxxx…
Saya juga kadang sedih melihat ketidaktertiban yang sering terjadi.. serobot sana dan serobot sini…
Kalau masih yang tidak membahayakan sih tidak apa-apa.. namun kalau sudah sampai membahayakan orang lain..
Mari kita rubah, mulai dari diri kita sendiri..
*kadang ngerasa kurang tertib*
setuju!
wah, serunya dil…
msh bisa ngumpul2….
ywdah..yang dari jauh ikut berdoa za dh…
smga acara2 yang slanjutnya sukses…
dan smga FM cpat mnjadi NYATA, amin…
aamin.
faatimah… kangeenn.. π
Bundo senang klo sibuk begitu, Dhil.. jadi lupa. π π π
hehe…. sekarang udah tenang kok bun
sayang ga bisa ikut kontribusi coz jadwal bentrok ma pekanan…hikzzz….hikzzz
seru juga yah acaranya…. :))
acha-acha fighting!!!
oke fit.. semangat! π
baru skali ikut y,saya sdh brkali2.mdah2n g kapok,capek memng,pusing mmng,tp itulah nikmatnya.prlu panitia keamanan,mengamankan panitia yg sdg brtugas
waah berarti antum jadi spealisasi keamanan yap. π
ana pikir dlu
hmmm…gimana ya?…
peristiwa yang sama juga sering dirasakan kalo pas pembagian daging kurban…
Ternyata dimana-mana sama ya… ckkk…ckk… *miris*
pengalaman menariiiik…maaP kalo kemeren dtg terlambat… ^__^
wah… saya aja kalo bayar spp di loket sekolahan..temen2 suka pada nyerobot..
mungkin kalo bisa, pembagian kaya gitu perwakilannya aja yang ambil..jadi ga ribet .hhe π
hhe…sudah menjamur dimasyarakat rupanya..
harus mulai berbenah
yang muda kaya saya ikut berubah ah..hheheh π
promosi sudah diterima, segera kirim biaya penerimaan promosi ke Malang. π
tertib sellu jika di bank hehe
dibank ajah bisa knp ditempat lain gak bisa yaw hmmm
Pe er nuy haha
berkunjung dan ditunggu kunjungan baliknya
salam blogger
makasih
π
masih jauh api dr panggang kayaknya Dhila, alias memerlukan waktu yg sangat lama agar masyarakat kita bisa tertib antri.
sering terjadi jg saat pembagian kurban pd Idhul Adha.
salam
emang iya La…kmren aq aja pusink ngeLiat ibu2 udh ngerumun, bagaikan diLa itu gula..dan ibu2 itu semut2 yg sdh ga sabar untuk menyantap diLa…hehehehe.. ^_^
sebenarnya panitia kmren jg krg mengantisipasi, jdnya ribet bgt, aq yg dibagian bungkus and bagiin aja, jd bete sndiri..coz disuruh minggir sm laki2 itu..ga tw syp, aneh bener deh pokonya! >.<
terkadang saya juga susah menerapkan budaya antri kok
tertibnya kalau berada di tempat bank..
kalau mau mengambil sembako sering desak2an..
mampir balik ya dhil
Wah subhanallah focus ngadain acara lagi,, sukses terus yah buat FM………
Tuk masalah ngatri, memang budaya masyarakat sepertinya perlu di ajarkan, termasuk ane kali yah,,,
salam dhila,,
[disuruh komentar ma penulis]
jahh…kalo inget acara ntu..[naas banged ane, sendiri, terisolasi]..posisi ane juga sama kaya dhilla, petugas keuangan alias kasir..
sangat tidak terkondisikan..dikerubungin ibu2 pengajian yg ga sabaran [padahal abis ngaji]..
tapi waktu itu ane sempet berhenti sejenak melayani penjualan karena konsumen tidak tertib..hasilnya sedikit teratasi ketidak-tertiban itu..
butuh ketegasan agar ketertiban tercipta…
[hmh..jadi inget kestari’07..]
intinya kembali kepada individunya juga kan Dhil..?? π
salam hangat
Tertib kata yang mudah diucapkan namun pada prakteknya sesuatu yang sangat sulit. Perlu pembiasaan dan pengaturan dalam manajemen .apapun bentuknya kegiatan tentu harus dibuat senyaman mungkin dan diatur lebih mudah dan berkesan walaupun ngantri namun tetap tertib.
Salam kenal dari blog kami yang baru http://rumahsehatafiat.wordpress.com/
Sy malah senyum2 ngebayangin Dhila ngelirik pura2 galak π
budaya antri akan terbiasa jika masyarakat kita mau belajar mengendalikan dirinya, termasuk menghargai org lain yang duluan datang
orang bego akan ngomong : INDONESIA gitu lo…
hoi dhila π
saya datang kembali.. hohoho..
*komen dulu baru baca π
kalo bicara soal antri, saya pernah marahin ibu-ibu yang serobotin antrian saya di depan umum π
saya suka heran, kenapa ibu-ibu pada gak suka antri, jangankan di acara amal di mall ajak suka begitu…
Hmm…
Bukannya mendiskreditkan ibu-ibu nih, tapi kecenderungannya kok begitu ya?
*mikir π
ndak tertib itu ciri khas negara berkembang.
Yahhh … udah bawaan orok kali yah ^^
tapi kutu gak gitu lho, lampu merah juga jarang nyerobot …
Semoga nanti tercapai cita-citanya jadi pengusaha besar.
salam sukses
Susah tertib…?
Ya itulah gambaran umum bangsa kita π¦
(Baru) segitulah majunya peradaban kita
Tapi semua bisa diubah kok
budaya yang seharusnya kita hapuskan Dhil
karena budaya disiplin yang sangat kurang di masyarakat kita…
[keep share]siz π
karena tidak adanya norma-norma yang menghukum dengan keras.
Wah, aktif bener dah..
Susah memang kalo qt kurang peduli dan kurang percaya satu dgn yg lain nya. Setiap org ingin didahulukan, tanpa ada yg mau mengalah. Jd nya ya ga tertib. Perlu kesadaran sh untuk bisa tertib, dan mulai lah memberi contoh, qt mulai dr diri qt sendiri.
kaya antri di minimarket… ada orang 1 ngaco yang lain ngikut dibelakangnya… kacau deh antrian….
Sekali lagi ,Dil. Ini masalah pendidikan,orang tidak merasa bersalah dengan memyerobot berarti kan pendidikan tata krama nya kurang. Harus dimulai dari dasarnya lagi.
eheheh namanay juga indonesia kak
gak tertib kan sudah jadi adat istiadat *di injek* XD
hahahaha saya bukan anggota FM… mohon ampun.. kalo koment saya ini agak lancang
di tunggu yah kak dhila kunnjungan baliknya salam kenal
dilla..ehem ehem
diih, kenapa ehem2x, bang. :p
Ping balik: Mencoba mengembalikan Alexa dengan Pingback « CITRO MADURA
dr dulu emang satu hal ini yg jadi masalah di daerah kita masing2 yaaa… kok ga bisa tertib gtu… π
Hmm, akhirnya pengen komen juga disini. Kalo menurut saya, karena pola pendidikan dan sistemnya mbak dhila. Jadi dampak jangka panjangnya.
Salah satunya adalah, sekali lagi menurut saya, adalah sistem pendidikan left-brain oriented yang dulu adalah sistem utama pendidikan. Bahkan mungkin sampai sekarang, tapi sudah berkurang banyak karena adanya sekolah-sekolah swasta yang menggunakan sistem integral.
Kalo yang saya baca, yang namanya nilai-nilai dari sesuatu seperti pentingnya nilai dari mengantri dan tertib adalah kerjaannya otak kanan. Jadi mungkin wajar aja klo susah ngantri, karena pada dasarnya otaknya gak biasa mempedulikan nilai-nilai yang ada (ya karena lebih terbiasa menggunakan otak kiri).
Jadi klo melihat dasarnya lagi, menurut saya karena kerja otak kanan tidak terlatih, akibatnya ya itu.. kurang bahkan tidak mempedulikan nilai-nilai. Karena dianggap tidak penting dan tidak mempengaruhi hasil..
Mungkin itu dari saya.
ko gak updet updet yah bllog naaa…………….
di tunggu lho kak dhilaaaa
di tunggu yah kunjungan baliknyaaaa
siapa telat, gak dapat, mangkanya gak usah antri,
hehehehehehehe
hihihihi,,, dila bisa aja ney,, salah ngitung tp pake alesan pembelinya gak tertib *kabooor* π
malu dong sama bebek, bebek aja bisa tertib masa manusia susah banget diatur. semua bisa dibangun dari niat individunya masing2, ada ngak niat untuk menjaga ketertiban
Indahnya tertib, tapi sulitnya tertib..
SUsah tertib. Emang udah mentalnya susah tertib. π¦
agak susah sih memang kalo bicara tertib.
tapi yang penting dari diri sendiri kan π
Triunt masih punya penyakit susah tertib π¦