Liqo yang Berkah dan Muntijah

Liqo yang berkah ialah liqo yang terdiri atas orang-orang yang baik dan bermanfaat dan memenuhi syarat kepada keberkahan itu sendiri. Lalu seperti apa syarat yang harus dipenuhi agar diri kita membawa keberkahan dan manfaat kepada liqo kita? Dan seperti apa cirri-ciri liqo yang muntijah?

 

Berkah à sesuatu yang menghadirkan kebaikan dan manfaat. Segala sesuatu bukan dilihat dari banyaknya (kuantitas) melainkan dilihat dari barokahnya.

 

*menurut Ibnu Qoyyim, seseorang bisa dikatakan berkah yaitu ada pada*:

 

  1. Pengajarannya terhadap segala macam kebajikan dimanapun ia berada,
  2. Nasehat yang ia berikan kepada semua orang yang berkumpul dengannya.

 

*jika dua yang diatas tidak terpenuhi, maka…*

 

  1. Membuang waktu dalam kehidupan,
  2. Merusak hati.

 

*kesimpulan dari Ibnu Qoyyim agar kita berkah*:

 

  1. Menjadi guru untuk segala macam kebaikan
  2. Memberi nasehat kepada semua orang
  3. Menjadi juru dakwah
  4. Menjadi pengingat manusia agar mereka tidak lalai
  5. Memotivasi manusia untuk terus taat kepada Allah

 

*Ciri-ciri Halaqoh (liqo) yang muntijah (produktif)*:

 

  1. Al-fahmu Al-kamil (maksudnya anggotanya memiliki pemahaman yang cukup baik/sempurna)
  2. Al-Khibroh bin Nufus (mampu mengambil pengalaman atau hikmah dari setiap pelajaran yang diberikan)
  3. Waqi’ Amali (keteladanan dengan amal perbuatan)
  4. Berkemauan kerasa untuk melakukan aqidah salafusholih
  5. Menjauhkan diri dari sifat ta’asub (fanatisme buta)
  6. Menghindari ghibah
  7. Melakukan ishlah (koreksi) (terhadap sesama anggota jika ada kekeliruan atau masalah)
  8. Tidak menyiakan waktu (liqo memang bukan tempat untuk gossip atau berbicara hal yang tidak penting)
  9. Istiqomah.

 

Demikian kiranya sekilas mengenai syarat dan cirri liqo yang berkah dan muntijah. Semoga bermanfaat dan kita pun bisa menjadi (atau setidaknya berusaha) mengambil hikmah dari apa-apa yang kita dapat.

 

Wallahua’lam…

 

thx to murobbiyahku…

2 thoughts on “Liqo yang Berkah dan Muntijah

  1. Hadits Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhuma , ia berkata,

    Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
    إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوْا، قَالُوْا: وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: حِلَقُ الذِّكْرِ فَإِنَّ لله تَعَالَى سَيَّارَاتٍ مِنَ الْمَلاَئِكَةِ يَطْلُبُوْنَ حِلَقَ الذِّكْرِ فَإِذَا أَتَوْا عَلَيْهِمْ حَفُّوْا بِهِمْ.
    “Jika kamu melewati kebun surga maka singgahlah dan ambil kebaikannya.” Mereka bertanya, “Apa itu kebun surga ya Rasulullah?” Nabi menjawab, “Halaqah-halaqah dzikir. Sesungguhnya Allah memiliki malaikat-malaikat yang berkeliling mencari halaqah-halaqah dzikir, jika mereka mendapatinya maka mereka mengelilinginya.”

    semoga liqo kita selalu di berkahi Allah swt.
    amin..

Tinggalkan komentar