The Lightning Tree – Raiou: Romansa Zaman Shogun

Raiou / The Lightning Tree

 Beberapa minggu terakhir ini saya cukup intens nonton film, mulai dari Germinal (film Perancis tahun 1993), Les Miserables (film Germany-UK-USA tahun 1998), Le Grand Voyage (film Perancis tahun 2004), Raiou (film Jepang tahun 2010), dan The King’s Speech (film Inggris tahun 2010). Ingin saya menulis semua resensi film yang telah saya tonton tersebut, tapi karena keterbatasan, mungkin agak tersendat dan menyicil untuk penulisan resensi-resensi film-film yang kebetulan semuanya bagus tsb.

Kali ini saya memilih Raiou (The Lightning Tree) untuk diresensi. Raiou merupakan film yang berdasarkan sebuah novel best seller karya Maria Ueza. Cerita yang terdapat dalam Raiou / The Lightning Tree merupakan kisah yang terinspirasi oleh kisah cinta Rome and Juliet. Hanya bedanya kisah ini berlatar belakang zaman Edo dimana Shogun (Jenderal Militer yang menguasai suatu daerah) masih berjaya di Jepang. Kisah cinta yang diceritakan kali ini terjadi antara Narimichi, bangsawan yang merupakan putra seorang Shogun (Tokugawa) dengan Raiou / Yu, seorang gadis biasa yang sejak bayi telah diculik dan hidup di dalam hutan (Desa Setamura) yang jauh dari komunitas masyarakat. Narimichi adalah seorang bangsawan yang hidup dalam tekanan. Setiap malam ia selalu dihantui mimpi buruk ibunya yang telah membencinya sejak ia kecil. Suatu ketika, pelayan setianya, Sukejiro Seta, bercerita tentang kampung halamannya, Desa Setamura yang sangat asri dan mengusulkan agar Narimichi pergi kesana untuk sekedar melepas tekanan-tekanan yang ada dalam diri bangsawan muda itu. Seta juga menceritakan rumor soal adanya goblin yang ada di dalam hutan di gunung di Desa Setamura. Narimichi yang tidak percaya rumor itu langsung mengambil kesempatan dan masuk ke dalam hutan sendirian ketika dia dan rombongannya mengunjungi Desa Setamura. Disanalah ia bertemu goblin yang selama ini menjadi rumor. Dan cukup mengagetkan ketika ia tahu bahwa goblin yang dimaksud adalah seorang gadis yang sehari-hari memakai topeng untuk menakuti warga Desa Setamura. Sejak pertemuan pertama itu Narimichi sudah merasakan adanya ketertarikan dirinya kepada gadis goblin itu. Kemudian pertemuan mereka berlanjut selama Narimichi masih berada di Setamura. Mereka sering bertemu dan waktu bersama di bawah sebuah pohon yang disebut The Ligtning Tree atau pohon yang tersambar petir namun tetap tumbuh besar dan menjadi cantik (berbunga) pada saat musim semi.Kebersamaan Narimichi dengan Raiou/Yu tidak bertahan lama. Mereka harus terpisahkan karena masalah kasta yang berbeda. Narimichi harus pergi ke Kishu dan menikahi Lady Kishu (Putri Lord Kishu yang tidak mempunyai seorang putra). Sementara Raiou/Yu berjuang untuk mempertahankan cinta mereka meski tidak diperkenankan secara kasta dan adat bangsa Jepang kala itu.

Film ini pertama kali dipublikasikan (diputar premiernya) pada Pusan International Film Festival 7 – 15 Oktober 2010. Ini adalah film romantis Jepang yang pertama kali saya tonton. Bagus kok. Tak menyesal saya bela-belain menonton film ini dalam perjalanan pp Jakarta – Makassar beberapa hari lalu. :mrgreen:

DJ, Supir Taxi Wanita Pertama Blue Bird

 

DJ, Supir wanita pertama Blue Bird

Ketika itu hari Jumat sore di Bandara Soekarno – Hatta. Saya yang baru tiba dari Gorontalo berusaha mencari taxi kosong untuk ditumpangi hingga ke rumah. Setelah 10 menit melongok kesana kemari akhirnya saya pun mendapat sebuah Blue Bird kosong. Disambut dengan gegap gempita sang supir yang cekatan mengangkati barang-barang saya masuk bagasi. Awalnya saya tidak mengira sang supir adalah perempuan, tapi untung saja suaranya masih feminin sehingga saya mengenalinya sebagai cirikhas jenis perempuan. Ketakjuban saya tidak berhenti sampai disana, ketika saya dipersilahkan masuk, saya menemui banyak hal yang tak biasa saya temui di taxi Blue Bird manapun. Suara house music, pernak-pernik mobil, tempat sampah yang fancy, dua kaleng permen, dan hal-hal lain yang belum pernah saya temui.

Djumawati T (DJ) adalah nama yang tertera pada kartu tanda pengenal supir untuk ibu supir yang funky itu. Sebagai supir ia cukup banyak omong dan sangat solutif dengan artian memiliki banyak solusi dalam perjalanan. Macet dan jauh tak jadi soal baginya. Bayangkan, jarak jauh ditambah kondisi macet bisa ditempuh hanya dalam waktu lebih singkat, tentu saja ini dengan persetujuan sang penumpang terlebih dahulu. Kepada saya, ia memaparkan kondisi jalanan saat itu sebelum berangkat. Untuk lebih meyakinkan ia menghubungi salah satu operator lalu lintas dan memperdengarkannya kepada saya. Ibu supir ini meski funky, agak selengean, suka ngebut, dll, tapi merupakan tipe driver yang cerdas membaca situasi. Dia juga tipe perempuan yang hangat dan bertanggung jawab.

“Mereka (penumpang) beli waktu dengan aku. aku ga mau ambil resiko hanya untuk uang lebih buat taxi aku. Yang aku mau adalah kepercayaan dari tamu (penumpang -red).” Kata Bu DJ.

Supir taxi dengan NIP 64779 ini adalah supir wanita pertama untuk perusahaan Blue Bird. Menakjubkan dan menyenangkan bertemu orang sejenis ini. It experienced me a lot. Semoga kalian, hey bloggers, bisa naik taxinya kapan2. :mrgreen:

Selamat Ulang Tahun, Jules Verne!

Hari ini saya takjub ketika mbah Google kembali mengubah tampilannya. Tampilan tersebut menggambarkan logo Google dengan lingkaran-lingkaran jam dan jendela-jendela kapal selam yang menampilkan birunya air laut juga lincahnya ikan-ikan yang berlompatan. Saya penasaran, ada apa gerangan hingga mbah Google merombak penampilannya spesial untuk hari ini?

Tampilan Google pada 8 Februari 2011

Jules Verne - wikipedia.org

Ternyata ketika saya klik lebih lanjut, mbah Google sedang memperingati hari kelahiran Bapak Imajinasi Ilmiah asal Perancis, Jules Verne. Ya, Siapa yang tidak kenal dengan Jules Verne, si pengarang banyak novel scientific sejak tahun 1800-an. Jules Verne dianggap sebagai penulis yang mendahului zamannya. Karena kisah-kisah fiksi yang dikisahkannya selalu seputar petualangan dan alat-alat transportasi yang bahkan tidak pernah terpikirkan oleh manusia pada zamannya. Coba tengok novel-novel karyanya seperti  Around The World in 80 Days, 20.000 Leagues Under The Sea, Journey to The Center of The Earth, dan Five Weeks on Balloon. Disana Verne bercerita tentang Balon Udara, Kapal Selam dan juga detail-detail penjelasan ilmiah yang cukup rumit. Sungguh menakjubkan orang Perancis yang satu ini. Imajinasi-imajinasinya menjadi inspirasi bagi para ilmuwan untuk menemukan hal-hal penting dan bermanfaat bagi peradaban manusia.