The Class: Dokumenter Seorang Guru

imageHari Guru memang sudah lewat di bulan November kemarin. tapi tidak ada kata berhenti untuk berterima kasih pada mereka yang telah menjadi guru bagi yang lainnya. tidak ada batasan hari atau waktu. membahas peran guru memang tidak akan pernah habis, sebab sosoknya sangat begitu kita kenal sejak kecil dan akan selalu dekat dengan kehidupan kita. kali ini saya akan membahas film mengenai guru yang berjudul THE CLASS.

The Class, merupakan film Perancis yang berjudul asli ENTRE LES MURS. film yang pernah meraih penghargaan Festival Film Cannes ke –61 di tahun 2008 ini merupakan semi dokumenter karena berdasarkan kisah nyata seorang guru bernama Francois Begaudeau (bernama Francois Marin dalam film) yang mengajar di sekolah multi nasional yang kebanyakan siswanya berasal dari kaum pendatang luar Perancis kelas menengah ke bawah. seperti namanya, THE CLASS atau ENTRE LES MURS (arti: DI BALIK DINDING), film ini menceritakan kehidupan sebuah kelas dimana interaksi antar siswa dan gurunya terekam jelas.

yang saya suka dari film ini ialah pengambilan adegan yang tampak tidak dibuat-buat, karena hampir semua pemain disini memerankan dirinya sendiri. kegiatan belajar mengajar pun sepertinya sangat menyenangkan, tiada jarak antar guru dan siswa seperti yang biasa terjadi di negara kita. di Indonesia guru, selain menjadi sosok yang dihormati, ternyata ia juga sosok yang ditakuti. disini guru jarang berperan sebagai teman yang hangat bagi anak didiknya. sementara di negara lain, dalam hal ini Perancis, guru merupakan tutor tempat kita mendapat dan berbagi ilmu tanpa malu. dalam film ini digambarkan betapa tiada sungkannya mereka saling berdiskusi, melontar pertanyaan satu sama lain atau MENGKRITIK satu sama lain, termasuk guru sendiri. cukup berbeda dengan Indonesia bukan, disini melontarkan pertanyaan wajar saja terkadang merasa sungkan, apalagi MELONTAR KRITIK pada guru, itu bisa jadi point mati untuk siswa.

film ini, meskipun menarik, namun agak membosankan jika dilihat secara keseluruhan, karena pengambilan setting hanyalah seputar sekolah dan kelas. sehingga disini kita bisa ikut serta menjadi siswa yang sedang mendapat pelajaran dari seorang guru. apalagi yang diajarkan itu TATA BAHASA PERANCIS, wah semakin pusing nontonnya. tapi itulah kalau mau melihat pesan dari sebuah film, kita harus bersabar menontonnya hingga tuntas sebelum kemudian menganalisanya.

P.S. Trims untuk salah seorang sahabat saya yang tengah menempuh S2 Kajian Wilaya Eropa, yang telah meminjamkan saya DVD film THE CLASS ini secara sukarela. semoga kapan2 mau meminjamkan bahan-bahan kuliah lainnya lagi, entah itu berupa keping DVD atau novel dan fotokopian sejarah kebudayaan Eropa. 🙂

credit: http://gilasinema.blogspot.com/2009/06/class-entre-les-murs.html

39 thoughts on “The Class: Dokumenter Seorang Guru

  1. hubungan guru dan murid harus dibikin asyik ya dhil, klo engga proses belajarnya akan susah untuk nyampe ke tujuan, karena jadinya malah jalan sendiri-sendiri..

    aih si dhila cay ini nonton film dan baca buku terus, jempol!

  2. Belakangan digalakan pola belajar dua arah, antara guru dan murid dua-duanya harus aktif, saling berargumen, bila perlu murid menyanggah apa yang dilontarkan gurunya…

    Sekolah di kita kebanyakan pola belajarnya satu arah, guru aktif menerangkan sementara murid hanya duduk manis mendengarkan…

    Hasil yang didapat murid barangkali akan berbeda antara pola belajar satu arah dan dua arah… Metode belajar dua arah memungkinkan murid mendapatkan lebih pengetahuan, tapi kekurangannya tidak semua guru bisa membawa kelasnya untuk berdiskusi…

  3. kalau di Indonesia diterapkan cara belajar seperti ini yaitu dua arah, maka hubungan antara murid dan guru pasti akn lebih dekat.
    jadi ingat dgn buku Tuesday with Morrie, yg bercerita demikian dekat hubungan antara mahasiswa dgn dosennya hingga akhir hayat sang dosen.
    salam.

  4. kalau menurutku kita memang memiliki perbedaan yang sangat mencolok dengan kebudayaan mereka yang dibarat, ketika mereka dididik untuk terus bertanya- dan bertanya… rata-rata orang indonesia dididik untuk tidak banyak tanya/mungkin karena ortunya stress banyak urusan kali ya… eh ini mah pengalaman pribadi :)/ dan kedepan mulai kulihat sejak sekolah dasar mulai ada beberapa yang menerapkan sistem yang serupa… yah terus melangkah dan menuju titik yang terang

    umarhakim

  5. *penasaran pengen nonton filmnya kaya apa…

    tapi sekarang lagi nyari novel berbau siswa – guru. minggu kemarin nyari tapi gak dapet. ada referensi dil? 😀

  6. kebiasaan saya justru memancing anak-anak untuk banyak bertanya, bukan banyak menjawab, biarkan wawasan berkembang tak sebatas apa yang ada di buku yang mereka pegang

  7. Film yang menarik, patut ditiru. Guru harus siapdikritik selama kritiknya membangun, bukan ingin menjatuhkan apalagi mencemoohkan. Komunikasi antara pendidik dan siswa harus tetap terjalin dengan wajar, interaktif, (tidak pasif).

  8. Guru harus kreatif agar murid-muridnya bersemangat untuk menuntut ilmu. Termasuk sistem KBM yang mendukung komunikasi antar guru dan murid

  9. Ingat guruku semasa SMA. Pak Wulyo guru Fisika. Beliau biasa memotivasi siswanya untuk aktif bertanya juga kritis.. Saya jadi kangen sama sekolah Dhil.. jd pengen sekolah lagi.. 😉

  10. iya.. di sini guru masih dianggap yang paling betul..
    akibatnya kita tidak berani mempertanyakan atau mengkritisinya..

    ironisnya.. ini masih ada yang terjadi di level perguruan tinggi, di mana seharusnya murid (mahasiswa) diberikan kebebasan untuk mengkritisi..

    nah, kok malah curhat.. saya rem dulu.. takutnya menimbulkan konflik.. 😀

  11. HHHmmmm …
    Saya jadi penasaran nih dengan Film ini …
    Siapa tau ada pembelajaran-pembelajaran yang bisa saya petik dari sana …

    Dijual bebas nggak ya ???
    Kalaupun dijual rasanya rada susah mencari nya ya …

    Salam saya Dhil

  12. Alhamdulillah,,seneng deh kLo Filmnya bermanfaat..(jiaahh..kesannya aq gtu yg bikin ^^)Film ini jg merupakan gambaran yg bagus u/ meLihat multikulturalisme di Perancis..bagaimana meLihat perbedaan yg ada disikapi pula dengan berbeda oleh stiap individu..

    u/ info: Film ini bs dicari di mall ambasador..Insy4w1 banyak yg jual (tp bajakan,hehe)

    Aqu ada short story juduLnya “Monsieur Ibrahim”, latar belakang perancis jg La, udh ada filmnya jg. nanti kLo ktemu qu bawain deh.. ^^

    semangat diLa!!

  13. Jangan ada lagi guru berlabel killer apapun motifnya. Guru harus sebagai pendidik,pengajar, orang tua dan sahabat. Kalau guru killer berarti waktu kecil suka ngiler karena nggak bisa mengerjakan PR matematika.
    salam ngiler ehhh..hangat dari surabaya

  14. salam pagii met pagii…apa kabarnyaaaa??
    bri jarang berkunjung
    jangan dipentung
    semoga sehat selalu dan beruntung
    __smile^^__

  15. Ping balik: Guru dan Blog « thePOWER ofWORDS

  16. ka dila, kamu masi punya film entre les murs???kalo masi ada, aku pengen minta tolong minta copy an nya, ato kalo nggak, bisa gag kamu ngasi tau dimana bisa dapat tu film…soalnya aku lagi butuh banget untuk bahan skripsi ku…thanks be4…

  17. sheno hampir bingung saat membaca paragraf pertama, bulan november sudah lewat? toeng toeng, padahal baru masuk besok. tapi setelah di baca lebih jauh ternyata ini posting lama yang di majuin ke depan. well, konsep ceritanya menarik dil. tapi memang kalau hanya di situ situ saja dunianya jadi membosankan, yang penting ada makna dibalik cerita 😀

  18. hem, selama ini aku kemana,
    kuliah di perguruan tinggi STKIP Kebangkitan Nasional,
    yg isinya murid dan gurunya yg kreatif dan kritis,,,
    merajut pada film di atas,,,
    bahwa indonesia juga bisa seperti sekolah berkualitas d’ luar,,,,
    karena guru yang baik adalah guru yg profesional dan kreatif dalam menciptakan suasanya belajar yg nyaman.

Tinggalkan Balasan ke udienroy Batalkan balasan