*Dapatkan kau tetap bijak, walau kepercayaan tertikam dari belakang. dapatkan termaafkan salah, lalu panjatkan syukur dan meredam prasangka* ~Thufail Al-Ghifari on INTEGRITAS.
pernah teman-teman merasa bersalah? pernah teman-teman merasa kecewa dengan diri sendiri? itulah yang saya rasakan kini. baiklah, bukan bermaksud mengumbar aib, tapi biar teman-teman sekalian bisa mengambil hikmah dari apa-apa yang terjadi pada saya saat ini.
bermula ketika saya diamanahkan untuk hadir dalam PESTA BLOGGER 2009 pada hari Sabtu, 24 Oktober 2009 kemarin. saya sangat senang pada awalnya. dan excited sekali untuk hadir disana. namun sayang, ada hal-hal yang membuat saya menyengajakan diri untuk tidak hadir. saya tidak akan memceritak detail disini bagaimana proses *kejahatan* saya itu berlangsung. intinya saya pun mengingkari janji kepada atasan saya itu. dan saya pun tidak datang pada akhirnya.
lalu hari Senin (26/10) pun tiba. saya diam dan bekerja seperti biasa. tidak ada sapa pagi di hari itu. tidak ada sama sekali. *dasar bawahan yang kurang ajar dan tidak tahu sopan santun*, saya benar-benar diam hingga bos saya sendiri yang menegur saya pada akhirnya.
“Dhila! What’s happened? bagaimana hari Sabtu??? saya disana sampai pukul setengah tujuh malam. ada sekitar 2000 pengunjung disana.”
“Oh, sir. sorry. I forgot that moment.”
“But kamu… kamu… you didn’t tell me!”
“Ya…” saya melanjutkan berbagai alasan dengan grammar bahasa inggris yang kacau balau. ngomong biasa ajah udah kacau. apalagi ngomong dalam keadaan cemas.
“Oke, you should go home that saturday. but you didn’t tell me.””
saya pun melanjutkan alasan dengan perasaan sakit. kecewa dengan diri sendiri.
sampai saat saya menulis artikel ini, saya masih merasakan lubang dalam yang menyakitkan itu, teman. saya yang sudah berjanji pada diri saya sendiri untuk tidak pernah mengecewakan orang lain, siapapun dia, malah berlaku seperti itu. saya yang sudah berjanji untuk baik kepada siapapun, malah ingkar janji. janji tinggal janji. dan itu menyakitkan hati saya. saya tidak perlu hukuman lagi atas omelan-omelan yang ditujukan pada saya. namun perasaan bersalah ini sudah cukup menyiksa diri. ya, saya mudah merasa bersalah dan merasa tidak enak pada orang lain. namun tetap saja terulang lagi. habluminannas (hubungan antar manusia) saya memang merah nilainya. lalu haruskah saya men-terpurukkan diri saya dengan mengubah status saya yang anti-sosial menjadi A-SOSIAL??? menyedihkan.
pada awalnya, malam ini ialah malam yang saya rencanakan untuk menjadi malam yang indah. saya akan menonton film prancis, lalu membaca sisa novel yang belum terbaca, juga melakukan beberapa packing. tapi sayang, hati merasa tidak begitu nyaman. sehingga entah saya akan melakukan hal2 tersebut atau tidak.
*Biarkan setiap detik ini berjalan. Dan waktu pun akan segera bicara, di hinanya cerita yang menghias arti perjalanan kita. Kadang pula, duka memiliki wejangan yang jauh lebih bermakna. Bersama air mata ku coba mengambil hikmah. Dan menge-evolusikan semua menjadi suka.* ~Thufail Al-Ghifari on INTEGRITAS.
pelajaran kali ini ialah, kita harus lebih berhati-hati dalam berhubungan dengan orang lain, siapapun dia. berusaha tepati janji yang telah disepakati seberapapun kecilnya. dan satu lagi, INTROPEKSI DIRI.
berkali-kali saya diingatkan soal intropeksi diri oleh banyak teman. ketika itu salah satu teman dekat bilang, “Dhila, MUHASABAH ya.”
*Allahumma sholi ‘ala Muhammad wa ‘ala ‘aalihi wa ashbihi ajma’iin
Duhai Allah Yang Maha Kaya. Ampuni.. segala kecerobohan kami terhadap semua nikmat yang Kau beri Ya Allah… Ampuni keengganan kami menolong orang-orang lemah disekitar kami. Ampuni kesombongan kami terhadap orang-orang yang tiada berdaya disekitar kami. Ya Allah, tolongkan kami, menjadi pribadi yang indaaah, Ya Allah. Limpahi kami dengan rezkiMu yang halal, berkah, melimpah. Dan jadikan kami menjadi jalan bagi hamba-hambaMu.* ~Aa Gym on INTEGRITAS.
P.S. ada yang ingin berbagi soal perasaan yg sama dengan saya? atau ada yang ingin berbagi solusi tentang apa yang harus saya lakukan besok? mungkin ada seorang bos disini yang pernah merasa pula di-kecewakan anak buahnya? lalu bagaimana anda memaafkan anak buah anda? lalu sebaliknya, yang menjadi anak buah di kantor, bagaimana sikap kalian ketika tengah mengecewakan bos? butuh bimbingannya.