Terpesona 99 Cahaya di Langit Eropa

Prolog: Ketika tengah berdesak-desakan dalam Commuter Line Bekasi-Tanah Abang, mata saya terpaku pada kalimat demi kalimat indah pada sebuah buku.
“Paris n’est pas qu’une question de Tour Eiffel et de Louvre. Cela va bien au delà de ces ’petits bâtiments’.”
Membaca sebagian paragraf yang berbahasa Perancis dalam buku itu saya tergugah. Badan yang sedang tergencet puluhan badan di kereta saya abaikan. Hey, buku apa ini? Saat itu saya juga tengah memegang buku pelajaran bahasa Perancis, maklum persiapan untuk Final Test di CCF (sekarang IFI Jakarta) bikin saya harus lebay belajar walaupun cuma sedikit aja yang nyangkut. Mengabaikan buku Perancis Échoe 2, saya lebih tertarik pada buku yang tengah dibaca oleh seorang perempuan muda berjilbab itu. Posisi saya yang sangat dekat dan bahkan bisa dibilang berhimpitan dengan perempuan muda itu membuat saya selalu menyajikan senyum kepadanya. Meski sakit tergencet-gencet tapi saya tetap ingin mencoba tersenyum.
Hingga suatu ketika kereta kami berhenti di St. Manggarai. Saya memberanikan diri menjawil bahu si mbak yang masih asyik membaca, “Mbak, itu buku apa ya?”. Si Mbak yang ternyata memiliki senyuman manis itu bergegas membalik bukunya dan menunjukkan cover tersebut pada saya: 99 Cahaya di Langit Eropa – Best Seller karya Hanum Salsabiela Rais.

99 Cahaya di Langit Eropa dan Tiket Commuter Line Bekasi – Sudirman. Tiket-tiket di sebelah buku merupakan pembatas buku ini. Mereka menunjukkan perkiraan sudah berapa banyak perjalanan yang saya lalui dengan membaca buku ini.

Saya pun mulai membaca, tentunya ketika saya berhasil mendapatkan buku tersebut di toko buku (terima kasih untuk seorang teman dalam hal ini). Sebuah overture menyedihkan membuat saya mengaitkan kedua alis. Digambarkan seorang panglima Muslim jatuh dalam parit yang dibuatnya sendiri ketika ekspansi Islam ke sebuah kota di Eropa Barat. Lalu dilanjutkan dengan kisah perjalanan penulisnya menjelajahi dunia Islam di Eropa. Hanum, sang penulis, memulai petualangan di benua biru selama 3 tahun tinggal di Wina, Austria bersama Rangga Al-Mahendra, suaminya yang juga menjadi penulis kedua buku ini.

Dimulai dari kota Wina, saya pelan-pelan menyerap sejarah Islam yang ditulis ulang oleh Hanum. Eropa, benua yang sejak kecil ingin saya jejaki itu, ternyata memang memiliki torehan sejarah Islam yang indah pada masanya. Matahari dan tanah yang sudah sering berevolusi menjadi saksi. Di kota Wina, para penakluk Muslim dari Dinasti Ottoman Turki harus menelan kekalahan pahit. Pasukan Muslim yang diserang dari dua arah tidak dapat berbuat banyak kecuali harus mengakui kekalahan. Wina adalah kota yang gagal ditaklukkan. Dan ekspansi Muslim pun berhenti sampai disitu.

Paris. Seperti yang dikatakan kutipan diatas, kutipan yang saya ambil dari buku ini tentunya: Paris bukanlah sekedar Eiffel atau Louvre. Tapi lebih dari dua bangunan ‘kecil’ itu. Ketika memasuki Louvre, jangan hanya lukisan Monalisa saja yang dicari. Pergilah ke ruang artefak Islam atau teliti lukisan serta peninggalan Eropa abad pertengahan. Salah satunya seperti lukisan Vierge à L’Enfant (Bunda Maria dan Bayi Yesus) karya Ugolino di Nerio 1315-1320. Apa yang ada dalam lukisan tersebut? Ada kalimat Laa ilaa ha illallah pada pinggiran hijab bunda Maria. Tidak percaya? Silakan Buktikan sendiri.

Ternyata Islam di masa itu, merupakan pusat peradaban dunia.  Sebutan The City of Light pun disematkan kepada Cordoba, pusat Islam di Eropa ketika itu. Seluruh negara di Eropa iri kepadanya. Akan kemajuan dan kemoderenannya, hingga kehidupan warganya yang terkenal damai dan harmonis meski berbeda kepercayaan. Islam benar-benar maju saat itu. Sampai-sampai segala sesuatu yang berasal muslim adalah sesuatu yang trend bagi berbagai kalangan di seluruh dunia, termasuk orang-orang Eropa saat itu. Ketika itu mereka meniru segala sesuatu termasuk karya seni kaligrafi yang terdapat pada setiap benda yang dimiliki oleh Muslim, baik itu bangunan ataukah pakaian.

Well, sisanya silakan dibaca sendiri. Rasakan petualangan sejarah Islam di buku ini sebelum benar-benar bertualang langsung ke benua biru. Baca sejarah Mezquita Cathedral di Cordoba, masjid yang dialihfungsikan menjadi gereja atau Hagia Sophia di Istanbul, gereja yang dialihfungsikan sebagai masjid dan kini menjadi museum. Ah, saya sendiri pun masih berharap menjelajahi benua itu. Dan jika Allah mengizinkan saya akan benar berada disana. 😉
Buku ini lebih dari sekedar panduan travelling yang berisikan panduan mencari hotel murah atau daftar situs yang wajib dikunjungi. Namun buku ini mengajak kita untuk benar-benar menguliti sejarah dari seluruh situs yang kita datangi. Jadi jalan-jalan bukan hanya sekedar untuk foto-foto ya!

Epilog: Saya menutup buku dengan tersenyum yang tak ingin putus. Saya ingin merasakan sensasi yang sama: jejak sejarah Islam di Eropa!

Buat Mbak Hanum, terima kasih telah menulis buku ini. Kalau tidak ada buku ini, mungkin saya tidak pernah tahu jika rancang bangun yang dibuat oleh Napoleon Bonaparte tidak sekedar indah, namun juga mengikuti garis lurus hingga ke Ka’bah! Apakah ini artinya Napoleon seorang Muslim? Ah, entah. Sekali lagi terima kasih, Mbak.
Juga untuk seorang perempuan berjilbab yang memperkenalkan buku ini di kereta. Semoga kapan-kapan kita bertemu lagi.
P.S. Review ini juga ditulis teman blogger.

53 thoughts on “Terpesona 99 Cahaya di Langit Eropa

  1. Nanti tiba-tiba mbaknya yang ngasih tahu bukunya muncul dan komen di blog ini, seperti yang sudah lalu-lalu.. hehe 😀

    Yuk ke Eropa yuk… 😀

  2. Ooooh pantas saja ya, ketika segala sesuatu yang berbau muslim itu mewabahai eropa, sampe ke rusia juga. 😀
    Saya suka heran kalo lihat bangunan2 di rusia, ada yang seperti kubah masjid. 😀 Entah ya, apakah itu sisa2 pengaruh islam di sana, atau kubah itu aslinya dari rusia? Saya ingin tahu. 😉

  3. Buku menarik, catat ah.
    Les hari apa Dhil? Bunda sering lewat situ, di Salembakah?
    Mana tau bisa ketemuan sambil nonton cinema, masih ada program itu nggak?

  4. wah….saya juga jadi terpesona baca review dari Mba Dhilla…*berharap ada yang berbaik hati ngasih ke saya… 🙂
    dulu waktu “ngaji” saya pernah tau kalo di Eropa pernah jadi peradaban Islam, cuma yang sata tau hanya itu aja,,Islam di Eropa sebatas di Spanyol…
    ternyata masih banyak cerita yang harus digali yah…..

  5. Wah, Mbak Hanum nulis buku ya? Dulu saya sempat penasaran waktu dia menghilang dari trans tv, ternyata ditelusuri dan tanya di facebook katanya lagi di Eropa. Dan mugkin buku ini ia tulis sewaktu masih di Eropa. Yang jelas, saya harus punya buku ini. Trims untuk resensinya, benar-benar membuat saya tertarik membeli.

    Salam kenal.

  6. OOT nih Dhila, kalau aku mau ke stasiun kota dari bekasi naik comuterline jam brapa aja ya adanya? sejak gak ada express jadi bingung mau naiknya.jam yang sudah agak sepi jam brapa kalau pagi?mau bawa alvin soalnya.thanks ya

    • akhirnya buku ini dibeli juga oleh Si Amel di Gramedia Mal Panakkukang..
      Saya baca beberapa halaman pertama buku ini…isinya menarik juga. Insya Allah jalan2 ke Gramed berikutnya, buku ini jadi daftar buku pertama yg akan dibeli ;D

      Ke Eropa? saya juga pengen… ;O

  7. Pertama-tama selamat hari raya id Adha

    Setelah baca reviewnya pantaslah buku ini dibaca,sebagai pengetahuan kita tentang sejarah islam di EROPA…

    (btw koleksi tiket commuter line juga ya?)

  8. dhilaaaa… tadi sore aku nonton resensi buku ini, udah kepengen baca (niat) tapi belum sempat beli.. besok akan kucari buku ini,,

  9. Subhanallah…
    Ada baiknya kita mengetahui sejarah Islam di Eropa ya… Apalagi pernah tertoreh kisah yang begitu hebatnya di masa lalu…
    Semoga diriku sempat juga membacanya 🙂

  10. Buku ini dah lama pengen saya beli,, setelah sebelumnya diceritakan teman, tapi belum juga maksain beli,, setelah ini harus beli ah.. makasi mbak dhila untuk review-nya..

  11. bangga punya adek kaya kamu dhil..
    nanti kalau udah selesai kakak pinjem ya..
    setuju sama kutipan ini..
    “Buku ini lebih dari sekedar panduan travelling yang berisikan panduan mencari hotel murah atau daftar situs yang wajib dikunjungi. Namun buku ini mengajak kita untuk benar-benar menguliti sejarah dari seluruh situs yang kita datangi.”

    doain ya,,cita cita kakak bikin buku,,”tentang sisi humanis setiap pelosok yang kakak lewati tercapai..amin..”

  12. wahh novel nya nampak seru. minjem donk. kalau kemarin kemarin saya baca buku “menyingkap 110 misteri alam kubur”

    pantesan gak ada orang yang tertarik untuk nyolek sekedar bertanya “Mas, itu buku apa ya?”
    hihihihi

  13. hebat ! bahasa Perancis, bukankah bahasa prancis itu super duper rumit? kalau aku sih malah botak kalau mau belajar bahasa perancis, hehe

  14. Ah, aku jadi pengen baca buku ini, Dhila…
    memang Islam pernah mencapai puncak kejayaanya di Eropa ya…
    dan, ada tulisan Laa ilaa ha illallah di hijab Bunda Maria?
    jadi merinding.. subhanallah…

  15. Semoga suatu saat kita bisa melihat sendiri yg tertulis di hijab Bunda maria itu ya Dhil.
    Hagia Sophia? itu ada di bukunya Paulo Coelho jg Dhil, jd penasaran bgt pgn baca buku ini…tengkyu udh direview ya Neng 😉

  16. Saya ke Eropa beberapa kali (London, Den Haag, Ukraina,Poland,Italia,Spanyol, dll) tapi ya untuk dinas sehingga gak leluasa jalan2nya.
    Mantap reviewnya.
    Terima kasih

    salamhangat dari Surabaya

  17. wah, buku ini memang lumayan happening di twitter. apalagi “dilemparnya” pas lagi happening buku-buku berbau traveling. Penasaran, tapi masih banyak wishlist yang harus dipenuhi, hehe

  18. baru aja selesei baca,emang bagus bukunya…
    bnyak pelajaran2 sejarah tentang Islam yang baru tau setelah baca buku ini 😀
    waktu baca juga berasa ikut keliling eropa,,hehe..

  19. buku yang masuk dalam referensi list perburuan :)…selama ini sedikit informasi mengenai peradaban islam di eropa semoga buku ini bisa menjawabnya …..

  20. Sepertinya seorang teman itu juga akan mengantarkan anda ke Eropa setelah sudah mengantarkan mencari buku. Amin. Atau malah akan mengantarkan Anda menulis 99 cahaya dilangit Amerika?
    🙂

  21. udah sempet mau beli bukunya kemarin, tp inget2 tumpukan buku lain yg belum dibaca di rumah, jd batal belinya.. :))

  22. mmm…harusnya kamu masuk kuliah kajian wilayah eropa Dhil…hehehehe…*promosi
    nice posting…jadi pengen baca juga bukunya….ke eropa yuk…

  23. Ping balik: Sahabat Pena « Kisahku

  24. membaca novel 99 cahaya di langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra menjadikan kita semakiin bangga dan ciintaa sama Islam yang Rahmatan lil alamiin…yuuk marii menjadi agen muslim yang baik agar islam memang sejatinya mampu berjaya dengan damai menebar rahmat untuk seluruh alam…..

    Ohya, btw ada info menariik lho terkait buku 99 cahaya di langit Eropa,,,ada lomba foto kreatif 99 cahaya di langit Eropa dan ada kesempatan jalan2 gratiis ke Eropa…info lengkapnya di http://www.hanumrais.com/

Tinggalkan Balasan ke Mvstova Batalkan balasan